jual kasur busa pringsewu lampung, jual kasur busa inoac pringsewu lampung, jual kasur busa murah pringsewu lampung, jual kasur busa inoac murah pringsewu lampung, jual bantal inoac pringsewu lampung, jual guling inoac pringsewu lampung.
Marhaban ya ramadahan, marhaban syahrul qur’an...
Mari kita tingkatkan amaliyah tilawah qur’an
kita dibulan Ramadhan, karena pada bulan inilah Al-qur’an diturunkan.
Dari Ibnu Abbas r.a., beliau mengatakan ada seseorang yang
bertanya kepada Rasulullah saw. “Wahai Rasulullah, amalan apakah yang paling
dicintai Allah?” Beliau menjawab, “Al-hal wal murtahal.” Orang ini bertanya
lagi, “Apa itu al-hal wal murtahal, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Yaitu
yang membaca Al-Qur’an dari awal hingga akhir. Setiap kali selesai ia
mengulanginya lagi dari awal.” (HR.
Tirmidzi)
Generasi terbaik adalah pada maa sahabat, generasi sahabat dapat
menjadi generasi terbaik adalah karena mereka memiliki ihtimam yang sangat besar terhadap Al-Qur’an. Sayid
Qutub dalam bukunya Ma’alim Fii Ath-Thariq menyebutkan tiga faktor yang menjadi rahasia
mereka mencapai generasi terbaik seperti itu. Pertama karena mereka menjadikan Al-Qur’an
sebagai satu-satunya sumber pegangan hidup, sekaligus membuang jauh-jauh
berbagai sumber-sumber kehidupan lainnya. Kedua,
ketika membacanya mereka tidak memiliki tujuan-tujuan untuk tsaqafah,
pengetahuan, menikmati keindahan ataupun tujuan-tujuan lainnya. Namun tujuan
mereka hanya semata-mata untuk mengimplementasikan apa yang diinginkan Allah
dalam kehidupan mereka.Ketiga,
mereka membuang jauh-jauh segala hal yang berhubungan dengan masa lalu ketika
jahiliyah. Mereka memandang bahwa Islam merupakan titik tolak perubahan, yang
sama sekali terpisah dengan masa lalu, baik yang bersifat pemikiran ataupun
kebudayaan.
Membaca Al-qur’an itulah
kunci utama kesuksesan mereka. Imam Syahid Hasan Al-Banna mengatakan, “Usahakan
agar Anda memiliki wirid harian yang diambil dari kitabullah minimal satu juz
per hari dan berusahalah agar jangan mengkhatamkan Al-Qur’an lebih dari sebulan
dan jangan kurang dari tiga hari.”
Fadhilah Membaca al-Qur’an
Telah dijelaskan didalam kitab Riyadhus Shalihin, Imam
Nawawi memaparkan hadits-hadits yang berkenaan dengan keutamaan membaca
Al-Qur’an. Di antaranya:
1. Akan menjadi syafaat bagi pembacanya di hari kiamat.
Dari Abu Amamah ra, aku mendengar Rasulullah saw. bersabda,
“Bacalah Al-Qur’an, karena sesungguhnya ia akan menjadi syafaat bagi para
pembacanya di hari kiamat.” (HR.
Muslim)
2. Mendapatkan predikat insan terbaik.
Dari Usman bin Affan ra, Rasulullah saw. bersabda, “Sebaik-baik
kalian adalah yang mempelajari al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Tirmidzi)
3. Mendapatkan pahala akan bersama malaikat di akhirat, bagi yang
mahir mambacanya.
Dari Aisyah ra, berkata; bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Orang
yang membaca Al-Qur’an dan ia mahir membacanya, maka kelak ia akan bersama para
malaikat yang mulia lagi taat kepada Allah.” (HR. Bukhari Muslim)
4. Mendapatkan pahala dua kali lipat, bagi yang belum lancar.
“Dan orang yang membaca Al-Qur’an, sedang ia masih terbata-bata
lagi berat dalam membacanya, maka ia akan mendapatkan dua pahala.” (HR. Bukhari Muslim)
5. Akan diangkat derajatnya oleh Allah
Dari Umar bin Khatab ra. Rasulullah saw. bersabda,: “Sesungguhnya
Allahswt. akan mengangkat derajat suatu kaum dengan kitab ini (Al-Qur’an),
dengan dengannya pula Allah akan merendahkan kaum yang lain.” (HR. Muslim)
6. Mendapatkan sakinah, rahmat, dikelilingi malaikat, dan dipuji
Allah di hadapan makhluk-Nya.
Dari Abu Hurairah ra. Rasulullah saw. bersabda, “Tidaklah suatu
kaum berkumpul di salah satu rumah-rumah Allah untuk melantunkan ayat-ayat suci
Al-Qur’an dan mempelajarinya, melainkan akan turun kepada mereka ketengangan,
akan dilingkupi pada diri mereka dengan rahmat, akan dilingkari oleh para
malaikat, dan Allah pun akan menyebut (memuji) mereka di hadapan makhluk yang
ada di dekat-Nya.” (HR.
Muslim)
Fadhilah mengkhatamkan al-Qur’an
Mengkhatamkan membaca Al-qur’an adalah amal
yang luar biasa, banyak fadhilah dan pahala tentunya yang akan Allah berikan
bagi mereka yang telah menyelesaikan membaca Al-qur’an 30 juz. Adapun fadhilah-fadhilah
mengkhatamkan Al-qur’an adalah sebagai berikut:
a. Merupakan
amalan yang paling dicintai Allah
Dari Ibnu Abbas ra, beliau mengatakan ada seseorang yang bertanya
kepada Rasulullah saw., “Wahai Rasulullah, amalan apakah yang paling dicintai
Allah?” Beliau menjawab, “Al-hal wal murtahal.” Orang ini bertanya lagi, “Apa
itu al-hal wal murtahal, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Yaitu yang
membaca Al-Qur’an dari awal hingga akhir. Setiap kali selesai ia mengulanginya
lagi dari awal.” (HR.
Tirmidzi)
b. Orang
yang mengikuti khataman Al-Qur’an, seperti mengikuti pembagian ghanimah
Dari Abu Qilabah, Rasulullah saw. mengatakan, “Barangsiapa yang
menyaksikan (mengikuti) bacaan Al-Qur’an ketika dibuka (dimulai), maka
seakan-akan ia mengikuti kemenangan (futuh) fi sabilillah. Dan barangsiapa yang
mengikuti pengkhataman Al-Qur’an maka seakan-akan ia mengikuti pembagian
ghanimah.” (HR.
Addarimi)
c. Mendapatkan
doa/shalawat dari malaikat
Dari Mus’ab bin Sa’d, dari Sa’d bin Abi Waqas, beliau mengatakan,
“Apabila Al-Qur’an dikhatamkan bertepatan pada permulaan malam, maka malaikat
akan bersalawat (berdoa) untuknya hingga subuh. Dan apabila khatam bertepatan
pada akhir malam, maka malaikat akan bershalawat/ berdoa untuknya hingga sore
hati.” (HR.
Addarimi.)
d. Mengikuti
sunnah Rasulullah saw.
Mengkhatamkan Al-Qur’an merupakan sunnah Rasulullah saw. Hal ini
tergambar dari hadits berikut: Dari Abdullah bin Amru bin Ash,
beliau berkata, “Wahai Rasulullah saw., berapa lama aku sebaiknya membaca
Al-Qur’an?” Beliau menjawab, “Khatamkanlah dalam satu bulan.” Aku berkata lagi,
“Sungguh aku mampu lebih dari itu, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab,
“Khatamkanlah dalam dua puluh hari.” Aku berkata lagi, “Aku masih mampu lebih
dari itu, wahai Rasulullah.” Beliau menjawab, “Khatamkanlah dalam lima belas
hari.” “Aku masih lebih mampu lebih dari itu, wahai Rasulullah.” Beliau
menjawab, “Khatamkanlah dalam sepuluh hari.” Aku menjawab, “Aku masih lebih
mampu lagi, wahai Rasulullah.” Beliau menjawab, “Khatamkanlah dalam lima hari.”
Aku menjawab, “Aku masih lebih mampu lagi, wahai Rasulullah.” Namun beliau
tidak memberikan izin bagiku. (HR.
Tirmidzi)
Waktu untuk mengkhatamkan Al-Qur’an
a. Keutamaan
waktu yang dibutuhkan untuk mengkhatamkan Al-Qur’an
Dari Abdullah bin Amru bin Ash, dari Rasulullah saw., beliau
berkata, “Puasalah tiga hari dalam satu bulan.” Aku berkata, “Aku mampu untuk
lebih banyak dari itu, wahai Rasulullah.” Namun beliau tetap melarang, hingga
akhirnya beliau mengatakan, “Puasalah sehari dan berbukalah sehari, dan bacalah
Al-Qur’an (khatamkanlah) dalam sebulan.” Aku berkata, “Aku mampu lebih dari
itu, wahai Rasulullah?” Beliau terus malarang hingga batas tiga hari. (HR. Bukhari)
Hadits ini menunjukkan batasan waktu paling minimal dalam membaca
Al-Qur’an. Karena dalam hadits lain terkadang beliau membatasi hanya boleh
dalam 5 hari, dan dalam hadits yang lain dalam tujuh hari. Maka dari sini dapat
disimpulkan, batasan paling cepat dalam mengkhatamkan Al-qur’an adalah tiga
hari.
b. Larangan
untuk mengkhatamkan kurang dari tiga hari
Hadits di atas juga mengisyaratkan larangan Rasulullah saw. untuk
mengkhatamkan Al-Qur’an kurang dari tiga hari. Hikmah di balik larangan
tersebut, Rasulullah saw. katakan dalam hadits lain sebagai berikut:
Dari Abdullah bin Amru, beliau mengatakan bahwa Rasulullah saw.
bersabda, “Tidak akan dapat memahami/menghayati Al-Qur’an, orang yang
membacanya kurang dari tiga hari.” (HR. Abu Daud)
c. Rasulullah
saw. tidak pernah mengkhatamkan Al-Qur’an dalam satu malam
Dari Aisyah ra, beliau mengatakan, “Aku tidak pernah tahu
Rasulullah saw. mengkhatamkan Al-Qur’an secara keseluruhan pada malam hingga
fajar.” (HR. Ibnu
Majah)
Sunnah dalam teknis mengkhatamkan Al-Qur’an
Adalah Anas bin Malik, beliau memiliki kebiasaan apabila telah
mendekati kekhataman dalam membaca Al-Qur’an, beliau menyisakan beberapa ayat
untuk mengajak keluarganya guna mengkhatamkan bersama.
Dari Tsabit al-Bunnani, beliau mengatakan bahwa Anas bin Malik
jika sudah mendekati dalam mengkhatamkan Al-Qur’an pada malam hari, beliau
menyisakan sedikit dari Al-Qur’an, hingga ketika subuh hari beliau mengumpulkan
keluarganya dan mengkhatamkannya bersama mereka. (HR. Darimi)
Hikmah yang dapat dipetik dari hadits Anas di atas, adalah bahwa
ketika khatam Al-Qur’an merupakan waktu yang mustajab untuk berdoa kepada
Allah. Dengan mengumpulkan seluruh anggota keluarga, akan dapat memberikan
berkah kepada seluruh anggota keluarga. Karena, semuanya berdoa secara
bersamaan kepada Allah mengharapkan rahmat dan berkah dari-Nya
.
Kiat-Kiat Agar Senantiasa Dapat Mengkhatamkan Al-Qur’an
Kiat-kiat yang dapat membantu dalam mengkhatamkan Al-Qur’an, di
antaranya adalah:
1. Memiliki ‘azam’ yang kuat untuk dapat mengkhatamkannya dalam
satu bulan. Atau dengan kata lain memiliki azam untuk membacanya satu juz dalam
satu hari.
2. Melatih diri dengan bertahap untuk dapat tilawah satu juz dalam satu hari. Misalnya untuk
sekali membaca (tanpa berhenti) ditargetkan setengah juz, baik pada waktu pagi
ataupun petang hari. Jika sudah dapat memenuhi target, diupayakan ditingkatkan
lagi menjadi satu juz untuk sekali membaca.
3. Mengkhususkan waktu tertentu untuk membaca Al-Qur’an yang tidak
dapat diganggu gugat, kecuali jika terdapat sebuah urusan yang teramat sangat
penting. Hal ini dapat membantu kita untuk senantiasa komitmen membacanya
setiap hari. Waktu yang terbaik menurut penulis adalah ba’da subuh.
4. Menikmati bacaan yang sedang dilantunkan oleh lisan kita. Lebih
baik lagi jika kita memiliki lagu tersendiri yang stabil, yang meringankan
lisan kita untuk melantunkannya. Kondisi seperti ini membantu menghilangkan
kejenuhan ketika membacanya.
5. Usahakan untuk senantiasa membersihkan diri (baca: berwudhu’)
terlebih dahulu sebelum kita membaca Al-Qur’an. Karena kondisi berwudhu’,
sedikit banyak akan membantu menenangkan hati yang tentunya membantu dalam
keistiqamahan membaca Al-Qur’an.
6. Membaca-baca kembali mengenai interaksi generasi awal umat
Islam, dalam berinteraksi dengan Al-Qur’an, baik dari segi tilawah, pemahaman
ataupun pengaplikasiannya.
7. Memberikan iqab atau hukuman secara pribadi, jika tidak dapat
memenuhi target membaca Al-Qur’an. Misalnya dengan kewajiban infaq, menghafal
surat tertentu, dan lain sebagainya, yang disesuaikan dengan kondisi pribadi
kita.
8. Diberikan motivasi dalam lingkungan keluarga jika ada salah
seorang anggota keluarganya yang mengkhatamkan al-Qur’an, dengan bertasyakuran
atau dengan memberikan ucapan selamat dan hadiah.
Mengkhatamkan Al-Qur’an merupakan sifat Rasulullah, para sahabat,
salafuna shaleh, dan orang-orang mukmin yang memiliki ketakwaan kepada Allah.
Seyogyanya, kita juga dapat memposisikan Al-Qur’an sebagaimana mereka memiliki
semangat, meskipun kita jauh dari mereka.
“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami,
benar-benar akan Kami tunjukkan Kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan
sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.”
(An-Ankabut: 69)
Sumber: dakwatuna.com