PENGUNJUNG

AmazingCounters.com

This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Sunday, 6 July 2014

FADHILAH MEMBACA AL-QUR’AN

jual kasur busa pringsewu lampung, jual kasur busa inoac pringsewu lampung, jual kasur busa murah pringsewu lampung, jual kasur busa inoac murah pringsewu lampung, jual bantal inoac pringsewu lampung, jual guling inoac pringsewu lampung.


Marhaban ya ramadahan, marhaban syahrul qur’an...

Mari kita tingkatkan amaliyah tilawah qur’an kita dibulan Ramadhan, karena pada bulan inilah Al-qur’an diturunkan.

Dari Ibnu Abbas r.a., beliau mengatakan ada seseorang yang bertanya kepada Rasulullah saw. “Wahai Rasulullah, amalan apakah yang paling dicintai Allah?” Beliau menjawab, “Al-hal wal murtahal.” Orang ini bertanya lagi, “Apa itu al-hal wal murtahal, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Yaitu yang membaca Al-Qur’an dari awal hingga akhir. Setiap kali selesai ia mengulanginya lagi dari awal.” (HR. Tirmidzi)

Generasi terbaik adalah pada maa sahabat, generasi sahabat dapat menjadi generasi terbaik adalah karena mereka memiliki ihtimam yang sangat besar terhadap Al-Qur’an. Sayid Qutub dalam bukunya Ma’alim Fii Ath-Thariq menyebutkan tiga faktor yang menjadi rahasia mereka mencapai generasi terbaik seperti itu. Pertama karena mereka menjadikan Al-Qur’an sebagai satu-satunya sumber pegangan hidup, sekaligus membuang jauh-jauh berbagai sumber-sumber kehidupan lainnya. Kedua, ketika membacanya mereka tidak memiliki tujuan-tujuan untuk tsaqafah, pengetahuan, menikmati keindahan ataupun tujuan-tujuan lainnya. Namun tujuan mereka hanya semata-mata untuk mengimplementasikan apa yang diinginkan Allah dalam kehidupan mereka.Ketiga, mereka membuang jauh-jauh segala hal yang berhubungan dengan masa lalu ketika jahiliyah. Mereka memandang bahwa Islam merupakan titik tolak perubahan, yang sama sekali terpisah dengan masa lalu, baik yang bersifat pemikiran ataupun kebudayaan.

Membaca Al-qur’an itulah kunci utama kesuksesan mereka. Imam Syahid Hasan Al-Banna mengatakan, “Usahakan agar Anda memiliki wirid harian yang diambil dari kitabullah minimal satu juz per hari dan berusahalah agar jangan mengkhatamkan Al-Qur’an lebih dari sebulan dan jangan kurang dari tiga hari.”

Fadhilah  Membaca al-Qur’an

Telah dijelaskan didalam kitab Riyadhus Shalihin, Imam Nawawi memaparkan hadits-hadits yang berkenaan dengan keutamaan membaca Al-Qur’an. Di antaranya:
1. Akan menjadi syafaat bagi pembacanya di hari kiamat.
Dari Abu Amamah ra, aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Bacalah Al-Qur’an, karena sesungguhnya ia akan menjadi syafaat bagi para pembacanya di hari kiamat.” (HR. Muslim)
2. Mendapatkan predikat insan terbaik.
Dari Usman bin Affan ra, Rasulullah saw. bersabda, “Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Tirmidzi)
3. Mendapatkan pahala akan bersama malaikat di akhirat, bagi yang mahir mambacanya.
Dari Aisyah ra, berkata; bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Orang yang membaca Al-Qur’an dan ia mahir membacanya, maka kelak ia akan bersama para malaikat yang mulia lagi taat kepada Allah.” (HR. Bukhari Muslim)
4. Mendapatkan pahala dua kali lipat, bagi yang belum lancar.
“Dan orang yang membaca Al-Qur’an, sedang ia masih terbata-bata lagi berat dalam membacanya, maka ia akan mendapatkan dua pahala.” (HR. Bukhari Muslim)
5. Akan diangkat derajatnya oleh Allah
Dari Umar bin Khatab ra. Rasulullah saw. bersabda,: “Sesungguhnya Allahswt. akan mengangkat derajat suatu kaum dengan kitab ini (Al-Qur’an), dengan dengannya pula Allah akan merendahkan kaum yang lain.” (HR. Muslim)
6. Mendapatkan sakinah, rahmat, dikelilingi malaikat, dan dipuji Allah di hadapan makhluk-Nya.
Dari Abu Hurairah ra. Rasulullah saw. bersabda, “Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah-rumah Allah untuk melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur’an dan mempelajarinya, melainkan akan turun kepada mereka ketengangan, akan dilingkupi pada diri mereka dengan rahmat, akan dilingkari oleh para malaikat, dan Allah pun akan menyebut (memuji) mereka di hadapan makhluk yang ada di dekat-Nya.” (HR. Muslim)

Fadhilah mengkhatamkan al-Qur’an

Mengkhatamkan membaca Al-qur’an adalah amal yang luar biasa, banyak fadhilah dan pahala tentunya yang akan Allah berikan bagi mereka yang telah menyelesaikan membaca Al-qur’an 30 juz. Adapun fadhilah-fadhilah mengkhatamkan Al-qur’an adalah sebagai berikut:

a. Merupakan amalan yang paling dicintai Allah
Dari Ibnu Abbas ra, beliau mengatakan ada seseorang yang bertanya kepada Rasulullah saw., “Wahai Rasulullah, amalan apakah yang paling dicintai Allah?” Beliau menjawab, “Al-hal wal murtahal.” Orang ini bertanya lagi, “Apa itu al-hal wal murtahal, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Yaitu yang membaca Al-Qur’an dari awal hingga akhir. Setiap kali selesai ia mengulanginya lagi dari awal.” (HR. Tirmidzi)
b. Orang yang mengikuti khataman Al-Qur’an, seperti mengikuti pembagian ghanimah
Dari Abu Qilabah, Rasulullah saw. mengatakan, “Barangsiapa yang menyaksikan (mengikuti) bacaan Al-Qur’an ketika dibuka (dimulai), maka seakan-akan ia mengikuti kemenangan (futuh) fi sabilillah. Dan barangsiapa yang mengikuti pengkhataman Al-Qur’an maka seakan-akan ia mengikuti pembagian ghanimah.” (HR. Addarimi)
c. Mendapatkan doa/shalawat dari malaikat
Dari Mus’ab bin Sa’d, dari Sa’d bin Abi Waqas, beliau mengatakan, “Apabila Al-Qur’an dikhatamkan bertepatan pada permulaan malam, maka malaikat akan bersalawat (berdoa) untuknya hingga subuh. Dan apabila khatam bertepatan pada akhir malam, maka malaikat akan bershalawat/ berdoa untuknya hingga sore hati.” (HR. Addarimi.)
d. Mengikuti sunnah Rasulullah saw.
Mengkhatamkan Al-Qur’an merupakan sunnah Rasulullah saw. Hal ini tergambar dari hadits berikut: Dari Abdullah bin Amru bin Ash, beliau berkata, “Wahai Rasulullah saw., berapa lama aku sebaiknya membaca Al-Qur’an?” Beliau menjawab, “Khatamkanlah dalam satu bulan.” Aku berkata lagi, “Sungguh aku mampu lebih dari itu, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Khatamkanlah dalam dua puluh hari.” Aku berkata lagi, “Aku masih mampu lebih dari itu, wahai Rasulullah.” Beliau menjawab, “Khatamkanlah dalam lima belas hari.” “Aku masih lebih mampu lebih dari itu, wahai Rasulullah.” Beliau menjawab, “Khatamkanlah dalam sepuluh hari.” Aku menjawab, “Aku masih lebih mampu lagi, wahai Rasulullah.” Beliau menjawab, “Khatamkanlah dalam lima hari.” Aku menjawab, “Aku masih lebih mampu lagi, wahai Rasulullah.” Namun beliau tidak memberikan izin bagiku. (HR. Tirmidzi)

Waktu untuk mengkhatamkan Al-Qur’an

a. Keutamaan waktu yang dibutuhkan untuk mengkhatamkan Al-Qur’an
Dari Abdullah bin Amru bin Ash, dari Rasulullah saw., beliau berkata, “Puasalah tiga hari dalam satu bulan.” Aku berkata, “Aku mampu untuk lebih banyak dari itu, wahai Rasulullah.” Namun beliau tetap melarang, hingga akhirnya beliau mengatakan, “Puasalah sehari dan berbukalah sehari, dan bacalah Al-Qur’an (khatamkanlah) dalam sebulan.” Aku berkata, “Aku mampu lebih dari itu, wahai Rasulullah?” Beliau terus malarang hingga batas tiga hari. (HR. Bukhari)
Hadits ini menunjukkan batasan waktu paling minimal dalam membaca Al-Qur’an. Karena dalam hadits lain terkadang beliau membatasi hanya boleh dalam 5 hari, dan dalam hadits yang lain dalam tujuh hari. Maka dari sini dapat disimpulkan, batasan paling cepat dalam mengkhatamkan Al-qur’an adalah tiga hari.

b. Larangan untuk mengkhatamkan kurang dari tiga hari
Hadits di atas juga mengisyaratkan larangan Rasulullah saw. untuk mengkhatamkan Al-Qur’an kurang dari tiga hari. Hikmah di balik larangan tersebut, Rasulullah saw. katakan dalam hadits lain sebagai berikut:
Dari Abdullah bin Amru, beliau mengatakan bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tidak akan dapat memahami/menghayati Al-Qur’an, orang yang membacanya kurang dari tiga hari.” (HR. Abu Daud)
c. Rasulullah saw. tidak pernah mengkhatamkan Al-Qur’an dalam satu malam
Dari Aisyah ra, beliau mengatakan, “Aku tidak pernah tahu Rasulullah saw. mengkhatamkan Al-Qur’an secara keseluruhan pada malam hingga fajar.” (HR. Ibnu Majah)

Sunnah dalam teknis mengkhatamkan Al-Qur’an
Adalah Anas bin Malik, beliau memiliki kebiasaan apabila telah mendekati kekhataman dalam membaca Al-Qur’an, beliau menyisakan beberapa ayat untuk mengajak keluarganya guna mengkhatamkan bersama.
Dari Tsabit al-Bunnani, beliau mengatakan bahwa Anas bin Malik jika sudah mendekati dalam mengkhatamkan Al-Qur’an pada malam hari, beliau menyisakan sedikit dari Al-Qur’an, hingga ketika subuh hari beliau mengumpulkan keluarganya dan mengkhatamkannya bersama mereka. (HR. Darimi)
Hikmah yang dapat dipetik dari hadits Anas di atas, adalah bahwa ketika khatam Al-Qur’an merupakan waktu yang mustajab untuk berdoa kepada Allah. Dengan mengumpulkan seluruh anggota keluarga, akan dapat memberikan berkah kepada seluruh anggota keluarga. Karena, semuanya berdoa secara bersamaan kepada Allah mengharapkan rahmat dan berkah dari-Nya
.
Kiat-Kiat Agar Senantiasa Dapat Mengkhatamkan Al-Qur’an
Kiat-kiat yang dapat membantu dalam mengkhatamkan Al-Qur’an, di antaranya adalah:
1. Memiliki ‘azam’ yang kuat untuk dapat mengkhatamkannya dalam satu bulan. Atau dengan kata lain memiliki azam untuk membacanya satu juz dalam satu hari.
2. Melatih diri dengan bertahap untuk dapat tilawah satu juz dalam satu hari. Misalnya untuk sekali membaca (tanpa berhenti) ditargetkan setengah juz, baik pada waktu pagi ataupun petang hari. Jika sudah dapat memenuhi target, diupayakan ditingkatkan lagi menjadi satu juz untuk sekali membaca.
3. Mengkhususkan waktu tertentu untuk membaca Al-Qur’an yang tidak dapat diganggu gugat, kecuali jika terdapat sebuah urusan yang teramat sangat penting. Hal ini dapat membantu kita untuk senantiasa komitmen membacanya setiap hari. Waktu yang terbaik menurut penulis adalah ba’da subuh.
4. Menikmati bacaan yang sedang dilantunkan oleh lisan kita. Lebih baik lagi jika kita memiliki lagu tersendiri yang stabil, yang meringankan lisan kita untuk melantunkannya. Kondisi seperti ini membantu menghilangkan kejenuhan ketika membacanya.
5. Usahakan untuk senantiasa membersihkan diri (baca: berwudhu’) terlebih dahulu sebelum kita membaca Al-Qur’an. Karena kondisi berwudhu’, sedikit banyak akan membantu menenangkan hati yang tentunya membantu dalam keistiqamahan membaca Al-Qur’an.
6. Membaca-baca kembali mengenai interaksi generasi awal umat Islam, dalam berinteraksi dengan Al-Qur’an, baik dari segi tilawah, pemahaman ataupun pengaplikasiannya.
7. Memberikan iqab atau hukuman secara pribadi, jika tidak dapat memenuhi target membaca Al-Qur’an. Misalnya dengan kewajiban infaq, menghafal surat tertentu, dan lain sebagainya, yang disesuaikan dengan kondisi pribadi kita.
8. Diberikan motivasi dalam lingkungan keluarga jika ada salah seorang anggota keluarganya yang mengkhatamkan al-Qur’an, dengan bertasyakuran atau dengan memberikan ucapan selamat dan hadiah.
Mengkhatamkan Al-Qur’an merupakan sifat Rasulullah, para sahabat, salafuna shaleh, dan orang-orang mukmin yang memiliki ketakwaan kepada Allah. Seyogyanya, kita juga dapat memposisikan Al-Qur’an sebagaimana mereka memiliki semangat, meskipun kita jauh dari mereka.
“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan Kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (An-Ankabut: 69)




Sumber: dakwatuna.com



DAFTAR HARGA KASUR BUSA INOAC PRINGSEWU


jual kasur busa inoac pringsewu lampungjual kasur busa inoac prigngsewu lampung, menyediakan aneka bantal dan guling inoac pringsewu lampung.jual kasur busa inoac pringsewu lampungjual kasur busa inoac prigngsewu lampung, menyediakan aneka bantal dan guling inoac pringsewu lampung.jual kasur busa inoac pringsewu lampungjual kasur busa inoac prigngsewu lampung, menyediakan aneka bantal dan guling inoac pringsewu lampung.



UKURAN
HARGA
200 X 180 X 20
 Rp         1,550,000
200 X 160 X 20
 Rp         1,425,000
200 X 145 X 20
 Rp         1,350,000
200 X 120 X 20
 Rp         1,200,000
200 X 90 X 20
 Rp            900,000


200 X 180 X 30
 Rp         2,400,000
200 X 160 X 30
 Rp         2,200,000
200 X 145 X 30
 Rp         2,000,000
200 X 120 X 30
 Rp         1,650,000
200 X 90 X 30
 Rp         1,300,000


200 X 180 X 15
 Rp         1,350,000
200 X 160 X 15
 Rp         1,250,000
200 X 145 X 15
 Rp         1,100,000
200 X 120 X 15
 Rp            950,000
200 X 90 X 15
 Rp            750,000


SOFA BED

200 X 180 X 20
 Rp         2,100,000
200 X 160 X 20
 Rp         1,970,000
200 X 145 X 20
 Rp         1,850,000
200 X 120 X 20
 Rp         1,600,000


KASUR LIPAT

200 X 180 X 10
 Rp         1,000,000
200 X 160 X 10
 Rp            900,000
200 X 145 X 10
 Rp            800,000
200 X 120 X 10
 Rp            700,000
200 X 90 X 10
 Rp            600,000


200 X 180 X 5
 Rp            700,000
200 X 160 X 5
 Rp            600,000
200 X 145 X 5
 Rp            500,000
200 X 120 X 5
 Rp            450,000
200 X 90 X 5
 Rp            400,000


SOFA LIPAT
 Rp            500,000
BANTAL FUL
 Rp              50,000
BANTAL ISI
 Rp              45,000
GULING FUL
 Rp              55,000
GULING ISI
 Rp              50,000
BANTAL CINTA
 Rp              80,000
BANTAL LANTAI
 Rp              85,000
ALAS SETRIKA
 Rp              60,000

Tuesday, 24 June 2014

MARHABAN YA RAMADHAN...

jual kasur busa inoac pringsewu lampung, jual kasur busa inoac prigngsewu lampung, menyediakan aneka bantal dan guling inoac pringsewu lampung.jual kasur busa inoac pringsewu lampungjual kasur busa inoac prigngsewu lampung, menyediakan aneka bantal dan guling inoac pringsewu lampung.jual kasur busa inoac pringsewu lampungjual kasur busa inoac prigngsewu lampung, menyediakan aneka bantal dan guling inoac pringsewu lampung.


Marhaban ya ramadhan...
Kaum muslimin kini kembali menyongsong ibadah puasa Ramadan. Bulan yang oleh Allah subhanahu wata'ala dihimpun di dalamnya rahmah (kasih sayang), maghfirah (ampunan), danitqun minan naar (terselamatkan dari api neraka). Bulan Ramadan juga disebut dengan "shahrul Qur'an", bulan diturunkannya al-Qur'an yang merupakan lentera hidayah ketuhanan yang sangat dibutuhkan umat manusia dalam membedakan mana yang baik dan mana yang buruk serta mana jalan yang benar dan mana jalan yang sesat.
Syaikh Ibnu Katsir dalam tafsirnya Tafsir qur’anil adzim menjelaskan bahwa Allah SWT mengistemewakan bulan Ramadan di atas bulan-bulan lainnya dengan menurunkan Al-Qur'an di dalamnya. Kitab-kitab suci yang diturunkan kepada nabi-nabi terdahulu juga diturunkan pada bulan Ramadan. Kitab nabi Ibrahim (suhuf) diturunkan pada malam pertama bulan Ramadan, kitab Zabur diturunkan kepada nabi Dawud pada malam kedua belas bulan Ramadan, kitab Taurat diturunkan kepada nabi Musa pada malam keenam bulan Ramadan dan kitab Injil kepada nabi Isa diturunkan pada malam ketiga belas bulan Ramadan. Kitab-kitab tersebut merupakan petunjuk bagi umat manusia ke jalan yang benar dan penyelamat dari jalan yang sesat. Maka bulan Ramadan dalam sejarahnya merupakan bulan dimulainya gerakan membasmi kemusyrikan di muka bumi, menghancurkan kekufuran, menepis kedengkian,melawan kebatilan dan kemungkaran, hawa nafsu serta kesombongan.
dengan puasa Ramadan, Allah SWT menguji hamba-Nya untuk mengendalikan nafsunya, serta memberikan kesempatan kepada kalbu untuk menembus wahana kesucian dan dan kejernihan rabbani. para hukama terdahulu meyakini bahwa dengan perut adalah pengendali nafsu manusia. Luqman Hakim pernah menasehati anaknya ”Wahai anakku, manakala perutmu kenyang, maka tidurlah fikiranmu, sirnalah kecerdikanmu dan anggota tubuhmu enggan beribadah”. Ali bin Abi Thalib r.a. juga berkata: ”Manakala perutmu penuh, maka kamu adalah orang yang lumpuh”. Sahabat Umar menambahkan: ”Barangsiapa banyak makannya, maka ia tidak akan merasakan kenikmatan dzikir kepada Allah”.
Shaum Ramadhan merupakan pengendalian diri dari hegemoni nafsu syahwat dan pemisahan diri dari kebiasaan buruk dan maksiat, sehingga memudahkan bagi seorang hamba untuk menerima pancaran cahaya ilahiyah. Fakhruddin al-Razi menjelaskan dalam tafsirnya Mafatihul Ghaib, bahwa cahaya ketuhanan tak pernah redup dan sirna, namun nafsu syahwat kemanusiaan sering menghalanginya untuk tetap menyinari sanubari manusia, puasa merupakan satu-satunya cara untuk menghilangkan penghalang tersebut. Oleh karena itu pintu-pintu mukashafah (keterbukaan) ruhani tidak ada yang mampu membukanya kecuali dengan puasa.
Hujjatul islam Imam Al-Ghazali menerangkan bahwa puasa adalah seperempat iman, berdasar pada hadis Nabi: Ash shaumu nisfush shabri, dan hadis Nabi saw: Ash Shabru Nisful ImanPuasa itu seperdua sabar, dan sabar itu seperdua iman. Dan puasa itu juga ibadah yang mempuyai posisi istimewa di mata Allah. Allah berfirman dalam hadis Qudsi: "Tiap-tiap kebajikan dibalas dengan sepuluh kalilipat, hingga 700 kali lipat, kecuali puasa, ia untuk-Ku, Aku sendiri yang akan membalasnya".
Imam Ghozali juga menjelaskan bahwa puasa mempunyai tiga tingkatan. Pertama puasa kalangan umum, yaitu menjaga perut dan alat kelamin dari memenuhi shawatnya sesuai aturan yang ditentukan. Kedua adalah puasa kalangan khusus, yaitu selain puasa umum tadi dengan disertai menjaga pendengaran, penglihatan, mulut, tangan dan kaki serta seluruh anggota tubuh lainnya dari perbuatan maksiat. Ketiga, yang paling tinggi, adalah puasa kalangan khususnya khusus, yaitu puasa dengan menjaga hati dan pemikiran dari noda-noda hati yang hina dan dari hembusan pemikiran duniawi yang sesat serta memfokuskan keduanya hanya kepada Allah. Inilah puncak kontemplasi hamba dengan Allah SWT.
Puasa Ramadan merupakan kesempatan bagi umat Islam untuk meningkatkan kualitas dimensi keagamaannya.
Pertama, dimensi teologis dan spiritualitas yang tercermin dalam komunikasi antara manusia dan Tuhannya, sehingga memungkinkan dalam dirinya semakin berkembang sifat-sifat ketuhanan yang sebenarnya sudah dimiliki, yakni sifat-sifat positif untuk berbuat kebajikan dan tertanam kepekaan hati nurani dalam bertingkah laku.
Kedua, dimensi sosial. Yaitu tumbuhnya kesadaran sosial dalam batin untuk peduli dengan aspek-aspek sosial kemanusiaan. Kualitas kesadaran batin dapat diukur dengan tingkat kepedulian terhadap realitas sosial tersebut, seperti ketaatan kepada pemimpin, hormat dan berbakti kepada orang tua, menyantuni anak yatim dan orang-orang miskin, membela orang yang tertindas hak dan martabatnya, keberanian melakukan kontrol sosial dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Ketiga, dimensi mental. Dengan berpuasa akan melahirkan mental tegar dan tahan banting, sehingga mampu untuk mengahadapi berbagai tantangan, cobaan, godaan, dan ujian dalam kehidupan ini. Senantiasa optimistis dalam berikhtiar dan berusaha untuk meraih kehidupan yang lebih baik dengan tetap mengacu pada nilai-nilai etika dan moral agama. Puasa juga akan melatih mentalitas kita untuk sportif dan jujur dalam menerima amanat dan mengemban tugas, menjauhi sikap pengecut dan khianat serta tidak mudah mengumbar emosi amarah dan permusuhan.
Keempat, dimensi etika. Dengan menjalankan ibadah puasa Ramadan dengan benar dan berkualitas, maka akan tercermin dalam diri kita nilai-nilai etika dan moral agama yang positif untuk diaktualisasikan dalam pola kehidupan sehari-hari, seperti: kemampuan menghadirkan alternatif-alternatif terbaik, dalam pola berpikir, bersikap, dan bertingkah laku; kemampuan dalam mengendalikan diri terhadap keinginan-keinginan negatif, maupun emosional destruktif; kemampuan mengarahkan diri sendiri kepada kebenaran, sifat obyektif dan konstruktif; kemampuan untuk menahan diri dari jebakan materialistik dan hedonistik serta kemampuan moralitas dalam melakukan tugas dan kewajiban melalui pertimbangan rasionalitas dan hati nurani.
Marilah kita masuki bulan Ramadan ini dengan kesiapan diri yang prima, dengan perasaan yang tulus ikhlas untuk menjalankan ibadah-ibadah di bulan Ramadan. Marilah kita mantapkan hati dan jiwa kita dalam memperoleh kemuliaan puasa Ramadan, sehingga mengantarkan kita pada satu format kehidupan yang lebih baik. Bulan Ramadan kita jadikan momentum pembersihan diri dari dosa dan angkara murka dan penyadaran hati nurani kemanusiaan kita. Puasa jangan hanya kita laksanakan dengan menahan diri untuk tidak makan dan minum, namun yang paling substansial adalah menjadikannya upaya pengekangan diri dari segala bentuk hawa nafsu yang merugikan manusia dan kemanusiaan itu sendiri.
Wallahu a'lam
Ustadz Muhammad Niam, LLM

Sumber: http://www.pesantrenvirtual.com

 
jual kasur busa, kasur lipat inoac prignsewu lampung

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More